Informasi Berjalan

Selamat Datang di Blogg Desa Ngembul Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar

Kependudukan


v Demografi
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2017, jumlah penduduk Desa Ngembul adalah terdiri dari 1.826 KK, dengan jumlah total 5.940 jiwa, dengan rincian 2.990 laki-laki dan 2.950 perempuan sebagaimana tertera  pada  Tabel dibawah ini:
Tabel 1: Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No
Usia
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Prosentase
1
0-4
34 Orang
40 Orang
73 Orang
1,21%
2
5-9
185 Orang
173 Orang
358 Orang
6,02%
3
10-14
240 Orang
212 Orang
452 Orang
7,61%
4
15-19
231 Orang
237 Orang
468 Orang
7,88%
5
20-24
237 Orang
209 Orang
446 Orang
7,50%
6
25-29
205 Orang
216 Orang
421 Orang
7,08%
7
30-34
248 Orang
251 Orang
499 Orang
8,40%
8
35-39
244 Orang
242 Orang
486 Orang
8,18%
9
40-44
186 Orang
231 Orang
417 Orang
7,02%
10
45-49
256 Orang
258 Orang
514 Orang
8,65%
11
50-54
218 Orang
216 Orang
434 Orang
7,30%
12
55-58
142 Orang
140 Orang
283 Orang
4,76%
13
>59
564 Orang
525 Orang
1089 Orang
18,33%
   Jumlah Total
2.990 Orang
2.950 Orang
5.940 Orang
100,00%
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Ngembul sekitar 2.783 atau hampir 46,85%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Ngembul termasuk tinggi. Dari jumlah 1.826 KK di atas, sejumlah 500 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 421 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 338 KK  tercatat Keluarga Sejahtera II; 559 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 8 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan Sejahtera I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 50,43% KK Desa Ngembul adalah keluarga miskin.
a)   Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tinggkat Pendidikan di Desa Ngembul dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Masyarakat
No
Keterangan
Jumlah
Prosentase
1
Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas
60
1,0%
2
Usia Pra-Sekolah
1189
20,02%
3
Tidak Tamat SD
682
11,48%
4
Tamat Sekolah SD
2154
36,26%
5
Tamat Sekolah SMP
1082
18,21%
6
Tamat Sekolah SMA
701
11,80%
7
Tamat Sekolah PT/ Akademi
71
1,19%
Jumlah Total
5.939
100 %
Dari data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas Penduduk Desa Ngembul hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri.
Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Ngembul tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Ngembul baru tersedia di tingkat pendidikan dasar 6 tahun (SD ), sementara untuk pendidikan tingkat menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Ngembul yaitu melalui pelatihan dan kursus.Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Ngembul Bahkan beberapa lembaga bimbingan belajar dan pelatihan yang pernah ada tidak bisa berkembang.

b)   Kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan.Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan bagian atas, typus, dan Penyakit  Degeneratif. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca dan  kondisi lingkungan, serta gaya hidup yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat  Desa Ngembul secara umum.
Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 4 orang, tuna wicara 11 orang, tuna rungu 18 orang, tuna netra 4 orang, dan lumpuh 7 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Ngembul.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif di Desa Ngembul berjumlah 926 pasangan usia subur dari  jumlah  Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 1651 orang. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 466 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas Pembantu, dan Polindes di Desa Ngembul, maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengkap ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 30 kasus bayi lahir pada tahun ini, ada 2 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 464 balita di tahun ini, hanya terdapat 1 balita bergizi buruk, 1 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Ngembul ke depan lebih baik lagi.    

c)    Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Ngembul, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pilkada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Untuk pemilihan Kepala Desa Ngembul, sebagaimana tradisi, biasanya peserta (kandidat) nya adalah mereka yang asli Penduduk Desa / berdomisili di Desa Ngembul. Dan Fenomena pulung dalam tradisi jawa tidak lepas dari kepercayaan Masyarakat, yang menentukan Kepala Desa yang terpilih.
Dan juga Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, jiwa kepemimpinan, kejujuran dan kedekatannya dengan masyrakat desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku dan  jika ia berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan Kepala Desa pada tahun 2013. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir  95%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pemilihan Kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Ngembul seperti acara perayaan Adat Desa.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada keterlibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Ngembul mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Ngembul mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Ngembul kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang berada diwilayah  Jawa Timur bagian Selatan dan tidak terlalu jauh dari Jawa Tengah, maka suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Ngembul. Dalam hal kegiatan agama misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa / Islam / dan agama lain disamping kalender umum, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Ngembul Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Ngembul Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Ngembul, seperti isu – isu kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.





d)   Keadaan Ekonomi
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Ngembul Rp.50.000,-per hari. Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Ngembul dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1.307 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 1.338 orang, yang bekerja di sektor industri 125 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 13 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 2783 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 3: Mata Pencaharian Masyarakat
No
Mata Pencaharian
Jumlah
Prosentase

1
Pertanian
1.307 Orang
37,26 %

2
Jasa/ Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan
2. Jasa Perdagangan 
3. Jasa Angkutan
4. Jasa Ketrampilan
5. Jasa lainnya

56 orang
134 orang
53 orang
69 orang
1026 orang

2,01%
4,81%
1,90%
2,47%
36,86%

3
 Sektor Industri
125 Orang
4,49%

4
Sektor lain
13 Orang
0,46%

Jumlah
2.783 orang
100 %

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Ngembul masih cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 434 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 2.783 orang. Angka  inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Ngembul.

No comments:

Post a Comment